“Wujudkan Pramuka sebagai Pelaku Perubahan untuk Membangun Bangsa yang Bermartabat”
javascript:void(0)

Selasa, Februari 09, 2010

Cegah Nikah Dini, Wajib Pramuka 3 Tahun

SURABAYA POST -- Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab, Probolinggo mempunyai aturan unik tentang pernikahan. Bagi warganya yang akan menikah, diwajibkan sudah berijazah SMA. Peraturan yang ditetapkan oleh pengurus desa setempat itu, berlaku sejak Januari 2010 lalu.

Sejak peraturan pengantin harus berijazah SMA, sebanyak 3 pasang pengantin melangsungkan pernikahan di hadapan dukun Tengger. ”Ketiga pasang itu menikah bulan Januari lalu, bulan Februari ini belum ada yang menikah,” ujar Kepala Desa Ngadisari, Supoyo MM, Senin (8/2).

Selain memacu warga untuk lebih berpendidikan formal lebih tinggi, peraturan itu juga diharapkan menghindari perkawinan usia dini. Dengan menamatkan SMA, remaja Tengger yang ingin menikah paling tidak berusia 19 tahun.

Uniknya, bagi warga yang tidak mungkin lagi menempuh pendidikan formal di bangku sekolah reguler, dipersilakan mengikuti kelompok belajar (Kejar) Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA). Pada 2009 lalu misalnya, sebanyak 50 anak lulus mengikuti Kejar Paket B, dan 35 lulus Kejar Paket C.

”Di tahun 2010 ini, sebanyak 87 orang mengikuti Kejar Paket C dan 12 orang pada Kejar Paket B,” ujar Supoyo. Diharapkan di tahun 2011 mendatang, tidak ada lagi warga yang tidak tamat SMA atau Kejar Paket C, apalagi sampai buta huruf.

Supoyo mengakui, peraturan yang menggariskan warga yang menikah harus lulus SMA dilakukan bertahap. ”Sebelumnya, kami membuat peraturan, warga Ngadisari yang mau menikah harus lulus SMP atau Kejar Paket B, sejak 2010 ditingkatkan harus lulus SMA,” ujarnya.

Bahkan, di tahun 2009 lalu, demi mengulur waktu agar remaja Tengger tidak menikah dini, pihak desa mengimbau lulusan SD yang tidak melanjutkan sekolah diminta mengikuti kegiatan Pramuka di Balai Desa. ”Setamat SD mereka masih berusia 13 tahun, sehingga perlu mengikuti kegiatan Pramuka sekitar 3 tahun sampai usianya 16 tahun,” ujar Supoyo.

Meski mewajibkan warganya lulus SMA sebelum menikah, Desa Ngadisari belum mempunyai SMA. ”Sekolah yang berdiri di sini mulai PAUD, TK, SD, dan SMP,” ujarnya.

Supoyo berharap, Pemkab Probolinggo bersedia memfasilitasi berdirinya SMA/SMK. “Ngadisari yang daerahnya pertanian sayur-mayur dan punya objek wisata Gunung Bromo perlu SMK jurusan pertanian atau pariwisata,” ujarnya.

Tidak ada komentar: