“Wujudkan Pramuka sebagai Pelaku Perubahan untuk Membangun Bangsa yang Bermartabat”
javascript:void(0)

Selasa, November 30, 2010

Presiden Akan Buka Perkemahan Wirakarya

TEMPO Interaktif, Banda Aceh -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan membuka Perkemahan Wirakarya (Bakti Pramuka) di Bumi Perkemahan Seulawah Scout Camp, Kabupaten Pidie, Aceh, Selasa (30/11).

Presiden yang didampingi Ibu negara Ani Yudhoyono akan bertolak dari hotel Hermes Palace pukul 07.00 WIB dan tiba sekitar pukul 08.40 WIB.

Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengatakan Perkemahan Wirakarya (PW) yang dilaksanakan ini khusus golongan penegak (usia 16-20 tahun) dan pandega (21-25). Acara ini akan dihadiri sekitar 5 ribu peserta yang melibatkan kwartir daerah dan juga ada perwakilan dari luar negeri. "Mereka datang ke PW untuk bersama-sama melakukan kebaktian tindakan kekaryaan membangun di desa karena mereka lebih dewasa," kata Andi.

Dia mengungkapkan, dalam PW kali ini akan lebih dititikberatkan pada upaya revitalisasi Pramuka di kalangan muda. Dia menilai animo anak muda semakin hari semakin merosot. "Kita ingin melakukan revitalisasi di gugus depan baik berbasis sekolah maupun komunitas, juga dengan disahkan Undang-Undang Gerakan Pramuka Nomor 12 Tahun 2010," katanya.

Aceh dipilih sebagai lokasi PW Nasional 2010 karena prestasi Pramuka didaerah itu cukup bagus. Dia mencontohkan dalam acara Pramuka di Filipina, Aceh mendapat 3 penghargaan dari 4 penghargaan yang diraih kontingen Indonesia. "Juga pemerintah daerah yang mendukung sehingga perkembangan Pramuka di sini cukup bagus," ujarnya.

Usai acara pembukaan, Presiden beserta rombongan akan meninggalkan lokasi dan bertolak ke Jakarta pukul 12.15 WIB dan dijadwalkan tiba di Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma pukul 15.15 WIB.

EKO ARI WIBOWO selanjutnya ...

Kamis, Oktober 21, 2010

RUU Gerakan Pramuka Disetujui Jadi Undang-Undang


Rabu, 20 Oktober 2010, 22:32 WIB

Jakarta: Rapat kerja antara pemerintah dengan DPR-RI yang membahas Rancangan Undang-Undang Gerakan Pramuka di Ruang Rapat Komisi X Gedung DPR hari Rabu (20/10) malam berakhir dengan memuaskan kedua belah pihak. Pemerintah yang diwakili Menpora Andi Mallarangeng, Mendiknas M. Nuh dan Menkumham Patrialis Akbar serta DPR-RI yang diwakili Komisi X, akhirnya menyetujui dan menerima RUU Gerakan Pramuka untuk disahkan menjadi Undang-Undang dalam rapat paripurna DPR-RI mendatang.

Rapat Kerja yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi X, Prof Mahyudin berjalan lancar. Beberapa fraksi menyampaikan pandanganya yang isinya hampir sama, yaitu seluruh pasal yang ada di RUU Gerakan Pramuka tidak ada masalah untuk segera disahkan menjadi Undang-Undang dalam rapat paripurna. "Semua fraksi sesuai rapat panja sebelumnya sepakat menyatakan RUU Gerakan Pramuka sudah tidak ada masalah dan segera disahkan menjadi Undang-Undang," kata Mahyudin.

Setelah pimpinan rapat dan semua fraksi setuju dan memiliki pandangan yang sama, maka masing-masing partai segera menyerahkan hasil pandangan tersebut kepada Menpora yang didampingi Mendiknas M. Nuh dan Menkumham Patrialis Akbar. Sebelum rapat kerja ditutup, perwakilan pemerintah secara resmi menandatangani hasil kesepakatan tersusunnya UU tersebut.

"Terima kasih banyak kepada seluruh anggota komisi X DPR RI yang sudah bekerja keras untuk membahas RUU Gerakan Pramuka. Dan saya bersyukur RUU Gerakan Pramuka ini tidak menemui masalah untuk segera disahkan menjadi Undang-Undang dalam rapat paripurna. Semoga semangat Pramuka ke depan bisa bangkit untuk membentuk karakter bangsa," kata Menpora. Dari Kemenpora juga ikut hadir, Sekertaris Kemenpora Wafid Muharam, Deputi II Zubakhrum Tjenreng, Deputi V Lalu Wildan, Staf Ahli Kemenpora Amran Razak dan Adiati Noerdin. (amr)

Sumber : www.kemenpora.go.id
selanjutnya ...

Rabu, September 29, 2010

Wiuh, Pramuka Bakal Lebih Informal dan "Modis"

Selasa, 28 September 2010, 14:51 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Panitia Kerja RUU Kepramukaan, Hakam Nadja, mengatakan, banyak kegiatan dalam Gerakan Pramuka yang baik sehingga bisa menjadi alat pembentukan karakter bangsa. "Ke depan, Gerakan Pramuka bisa menjadi alat untuk pembentukan karakter bangsa," kata Ketua Panja RUU Kepramukaan, Hakam Nadja, pada diskusi di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, dalam diskusi bertema "Gerakan Pramuka Mau Kemana?"



Namun, tambah Hakam, ada beberapa persoalan yang harus dikritisi yakni jangan sampai melanggar pasal 28 UUD soal kebebasan berserikat dan berkumpul. "Kemudian soal anggaran Pramuka dari APBN dan APBD," kata Hakam.

Persoalan lainnya, tambahnya, adalah pentingnya didorong peran serta masyarakat. "Ke depan Gerakan Pramuka tak harus formal, harus direvitalisasi dan modifikasi tampilannya. Misalnya pakaiannya yang modis dan sebagainya," kata Hakam.

Sementara anggota komisi X DPR Hery Akhmadi menjelaskan bahwa yang penting dalam gerakan Pramuka selain pengaturan atau UU tetapi juga adanya pengakuan baik dari pemerintah. Gerakan Pramuka ditetapkan berdasarkan Keppres 238 tahun 1961 yang diresmikan pada 14 agustus 1961.

Sebelumnya, Komisi X melakukan studi banding ke Afrika Selatan, Jepang dan Korea Selatan terkait dengan RUU Kepramukaan itu. Menurut Hakam Nadja, berbagai kegiatan dalam kepramukaan sangat baik dan positif jika dikembangkan untuk pembentukan karakter bangsa. "Ini harus dimulai sejak dini dengan targetnya untuk usia 7-10 tahun," kata Hakam.

Sampai saat ini tercatat jumlah anggotanya sebanyak 17 juta, dengan pembina sekitar dua juta orang. Jumlah gugus depan sekitar 270 ribu yang tersebar di 33 propinsi serta 464 kwartir Cabang dari 497 kabupaten/kota.
selanjutnya ...

Pramuka Harus Bersih Dari Pengaruh Parpol

NASIONAL - SOSIAL
Selasa, 28 September 2010 , 19:19:00
oleh : Saiko Damai - dikutip dari milist Pramuka

JAKARTA - Ketua Panitia Kerja (Panja) RUU Kepramukaan, Hakam Naja, menyatakan
bahwa Pramuka sudah perlu direvitalisasi. Pasalnya, di masa lalu keberadaan
Pramuka justru menjadi kepanjangan salah satu partai politik penguasa.

Dalam diskusi tentang RUU Pramuka di pressroom DPR, Selasa (28/9), Hakam Naja
menyatakan, UU Kepramukaan dirasa sudah sangat diperlukan untuk merevitalisasi
Pramuka. "Gerakan Pramuka itu diikuti oleh anak-anak usia 7 hingga 25 tahun di
bawah bimbingan orang dewasa. Kalau legalitasnya tidak didasari oleh
undang-undang, maka gerakan Pramuka dengan mudah bisa dikooptasi oleh aktifitas
politik praktis dan ini pernah terjadi pada masa Orde Baru," tegas Hakam Naja.

Hadir pula dalam diskusi itu Ketua Kwatir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka,
Azrul Azwar, Wakil Ketua Komisi X DPR Heri Akhmadi dan anggota Panja dari Fraksi
PKB, Hanif Dakhiri.

Hakam menyebutkan, saat ini nterdapat 46 daftar inventaris masalah (DIM) yang
terbagi dalam tiga tema yakni soal Prmauka sebagai organisasi tertinggi
kepanduan di Indonesia, anggaran, dan peran serta masyarakat dalam gerakan
Pramuka. "Terhadap oragnisasi tertinggi wadah Pramuka yang saat ini dipangku
oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, DPR tengah berupaya untuk melakukan uji
publik terhadap berbagai gerakan aktif pramuka seperti Pramuka Sekolah Islam
Terpadu, Pramuka Sekolah Katholik, Pramuka Pondok Pesantren," ujarnya.

Soal anggaran, kata Hakam, sama halnya dengan gerakan Pramuka di banyak negara
maka APBN tidak harus menyediakan anggaran secara khusus untuk Pramuka. "APBN
hanya akan berperan sebagai pendorong kegiatan. Kebutuhan internal organisasi
terhadap biaya, sepenuhnya kita dorong untuk menjadi tanggung jawab kwartir
nasional," tandas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Sementara soal basis Pramuka yang selama ini lebih mengandalkan sekolah, RUU
Gerakan Pramuka justru membuka koridor yang lebih luas, yakni Pramuka juga dapat
berbasiskan masyarakat. "Jadi Gugus Depan Pramuka yang selama ini berada di
sekolah-sekolah, harus dikembangkan secara lebih luas dan kreatif di
tengah-tengah kehidupan masyarakat," tegas Hakam.

Sedangkan Wakil Ketua Komisi X DPR Heri Akhmadi menambahkan, perspektif
perluasan basis Pramuka itu juga dalam rangka mendorong negara dan pemerintah
untuk memberikan pengakuan terhadap Pramuka Indonesia. "Jadi pemerintah jangan
hanya sebagai regulator, RUU (Pramuka) antara lain mengamanatkan agar pemerintah
juga dalam posisi recognition. Artinya ada pengakuan nyata terhadap eksistensi
Pramuka dalam membangun generasi muda," tegas Hakam Naja.

Sementara Ketua Kwatir Nasional Gerakan Pramuka, Azrul Azwar, mengatakan bahwa
keberadaan Keppres nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka sudah tidak
memadai lagi. Karena itu Kwarnas Gerakan Pramuka memandang perlu adanya payung
hukum dalam bentuk undang-undang (UU) guna memayungi gerakan Pramuka.

"Gagasan agar gerakan Pramuka di Indonesia dipayungi oleh undang-undang muncul
dalam Musyawarah Nasional (Munas) Pramuka 2003 di Pontianak, karena forum
menilai Keppres nomor 238 tahun 1961 sudah tidak memadai lagi dalam mewadahi
aktifitas kepramukaan. Lalu pada tahun 2006 muncul legi revitalisasi Pramuka
yang bermuara pada lahirnya Rancangan Undang-Undang kepramukaan," kata Azrul
Azwar.

Dari 7 tahun proses yang sudah dilalui untuk penyempurnaan RUU tersebut, sebut
Azrul, ada 4 topik yang hingga kini masih menjadi perdebatan. Antara lain soal
urgensi Gerakan Pramuka dan UU gerakan Pramuka, tentang kelembagaan yang
mengelola pendidikan kepramukaan, serta tentang nama yang tepat untuk
undang-undang dimaksud.

"Secara spesifik DPR mengusulkan Undang-Undang Pramuka, sedangkan pemerintah
mengusulkan Undang-Undang Gerakan Kepramukaan. Soal nama, sepenuhnya diserahkan
kepada DPR dan pemerintah. Kwartir Nasional Pramuka lebih fokus pada substansi
undang-undang itu sendiri," kata Azrul Azwar. (fas/jpnn)
selanjutnya ...

Pramuka Bukan Organisasi Kepemudaan

NASIONAL - SOSIAL
Selasa, 28 September 2010 , 17:51:00
oleh : Saiko Damai - dikutip dari milist Pramuka

JAKARTA - Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Azrul Azwar, tidak
ingin Pramuka disebut sebagai organisasi kepemudaan. Menurutnya, Gerakan Pramuka
lebih bersifat pendidikan. Karenanya, ia meminta kepada DPR yang saat ini
membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Pramuka, bisa memasukkan organisasi
kepanduan itu ke kementrian yang relevan.

"Tidak bisa disamakan dengan organisasi kepemudaan. Kita serahkan ke DPR, mau
dibawa ke mana, tapi kita ingin di bawah kementrian yang relevan," kata Azrul
kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/9), usai diskusi
tentang RUU Pramuka.

Azrul juga mendukung upaya DPR yang terus berupaya menyelesaikan RUU Pramuka.
Kata dia, Pramuka memang harus diatur dalam UU bukan dalam bentuk Keputusan
Presiden (Kepres) sehingga kedudukannya lebih kuat. "Kami mendorong
Undang-undang ini (RUU Pramuka) supaya eksistensi Pramuka diakui dan mendapat
perlindungan," ucapnya.

Dengan adanya UU Pramuka, kata Azrul, maka diharapkan tidak ada lagi organisasi
kepramukaan yang ingin berdiri sendiri. Menurutnya, bisa saja banyak organisasi
kepramukaan, tapi induknya tetap satu.

"Di seluruh negara, induk Pramuka itu hanya satu, tidak ada dua. Bila banyak
sepert itu, maka bangsa ini akan terkotak-kotak dan yang rugi bangsa Indonesia
sendiri," katanya. (awa/jpnn)
selanjutnya ...

Jumat, September 24, 2010

Sudah Kembali ke RI, Panja DPR Temukan 3 Penyebab Pramuka Gagal di Afsel

Jakarta - Rombongan Panja Pramuka dari Komisi X DPR yang berangkat studi banding di Afrika Selatan (Afsel) sejak 14 September, telah kembali ke Tanah Air. Sesuai misi semula, mereka banyak mendapat pelajaran mengapa Pramuka kurang berkembang di negeri itu.

Rully Chairul Azwar, ketua rombongan Panja ke Afsel, pihaknya menemukan alasan mengapa Pramuka di Afsel tidak berkembang. "Jadi ada tiga hal kenapa Pramuka di sana tidak besar," kata Rully kepada detikcom, Selasa (21/9/2010).

Hal pertama yang membuat Pramuka Afsel tidak berkembang adalah karena wadah tersebut tidak dikelola oleh negara. Pendanaan kegiatan itu hanya diperoleh dari bantuan orang-orang atau lembaga-lembaga tertentu.

"Jadi seperti NGO saja, seperti LSM. Dan mereka bukan semacam wadah untuk pembentukan karakter anak muda, kalau yang ingin ikut, ya masuk. Begitu saja. Alasannya karena mereka ingin mempertahankan independensi," cerita Rully.

Hal kedua, pada era tertentu, orang kulit hitam di Afsel tidak boleh bergabung dalam wadah tersebut. Hal ini membuat anggota Pramuka Afsel tidak bertambah dengan cepat. "Tapi sekarang sudah boleh ikut," kata politisi Partai Golkar ini.

Alasan ketiga yang ditemukan Panja Pramuka DPR, karena tidak dikelola oleh negara, kegiatan Pramuka di Afsel tidak masuk di sekolah-sekolah. "Jadi kegiatan Pramuka itu tidak ada di sekolah-sekolah di sana," kata Rully.

Rully mengatakan, Panja Pramuka belajar banyak hal dengan mengunjungi Afsel. Awalnya, semua bertanya-tanya mengapa Pramuka di Afsel tidak besar, padahal dari negara itulah justru inspirasi Pramuka berasal.

"Bapak Pramuka itu dapat insprirasi untuk membentuk Pramuka itu dari Afsel, harusnya kan sekarang Pramukanya berkembang, tapi ternyata tidak. Dan ternyata penyebabnya adalah tiga hal itu," kata Rully.

Rully menegaskan, kepergian Panja Pramuka ke Afrika Selatan sama sekali bukan jalan-jalan. Semua itu dilakukan dalam rangka uji sahih sebelum sebuah undang-undang diluncurkan.

Rully mengakui, studi banding dalam rangka uji sahih itu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Namun hal itu penting dilakukan karena merupakan salah satu proses penting dalam suatu pembentukan undang-undang.

"Itu proses yang tidak bisa dihilangkan, kita tidak bisa menghilangkan satu mekanisme itu," kata Rully.

Menurut Rully, jika biaya untuk proses pembentukan undang-undang memang dirasa sangat berat, ada baiknya ada pembatasan undang-undang per tahunnya. "Kalau memang biayanya besar, ya dibatasi saja per tahun berapa UU, tapi jangan dikurangi mekanismenya," kata Rully.

Rully setuju jika ada kritikan kepada pemerintah maupun DPR yang pergi untuk jalan-jalan saja. Namun jika kepergian itu memang untuk kepentingan negara, Rully berharap masyarakat dapat membedakannya.

"Jadi jangan ada pembunuhan karakter," kata Rully. (ken/nrl)

Sumber : DetikNews.com
selanjutnya ...

Kamis, Juni 17, 2010

Menpora akan Buat Gerakan Pramuka Lebih 'Seksi'

Jakarta - Pemerintah berencana merevitalisasi gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) yang saat ini sudah tidak lagi populer. Revitalisasi itu supaya nantinya gerakan Pramuka kembali hidup dan diminati oleh kalangan pelajar atau masyarakat.


"Memang ada persoalan-persoalan di Pramuka yang harus kita benahi, yaitu pada tingkat penguatan organisasi, tampilannya supaya lebih seksi, lebih menarik bagi anak muda," kata Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Mallarangeng.

Hal itu dikatakan dia usai mengikuti rapat mengenai 'Revitalisasi gerakan Pramuka untuk pembangunan karakter bangsa' di Istana Wakil Presiden, Jl Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (16/6/2010).

Menurut Andi, saat ini para pemuda lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan-kegiatan outdoor seperti olahraga ekstrem, rafting, outbond dan sebagainya. Padahal itu adalah kegiatan-kegiatan yang sejatinya ada di dalam kepramukaan.

Andi mengatakan, untuk merevitalisasi gerakan Pramuka itu, pemerintah akan melakukan beberapa langkah. Misalnya pemerintah akan mengadakan training bagi para pelatih-pelatih kepramukaan. Nantinya, para pelatih tersebut akan diterjunkan ke tiap gugus depan (gudep), yang saat ini berjumlah 270 ribu di seluruh Indonesia.

"Sekarang ini 90 persen dari gudep pramuka itu ada di sekolahan-sekolahan. Nah, ini kita mulai untuk training for trainers, action plan yang jelas supaya pramuka ini betul-betul kembali direvitalisasi dan menjadi menarik kembali, menjadi salah satu pilihan utama bagi orang-orang muda untuk mengaktualisasikan dirinya," mantan kandidat Ketua Umum Partai Demokrat ini

Selain itu, lanjut Andi, ia akan berusaha membujuk para tokoh-tokoh masyarakat yang dulu bergelut dengan Pramuka kini menjadi orang sukses. Hal ini untuk memperlihatkan kepada kalangan yang potensial mengikuti kegiatan itu supaya lebih bersemangat.

Andi merasa, gerakan Pramuka sangat luar biasa karena mengajarkan nilai-nilai yang bagus bagi anggotanya. Para pejabat yang ikut dalam rapat, antara lain Wapres Boediono, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Agama Suryadharma Ali, serta Menteri Keuangan Agus Martowardojo, saling mengenang mengenai kegiatan Pramuka yang pernah diikuti semasa sekolah.

"Misalnya dulu waktu pramuka punya buku saku, lalu kemudian tiap hari di buku saku menulis hal baik apa yang sudah aku lakukan hari ini? Karena harus berbaik kepada setiap manusia. Harus siap membantu orang tua, sesama, dan sebagainya coba liat Dasa Dharma Pramuka, luar biasa kan?" cetus mantan Juru Bicara Kepresidenan ini.

Namun, ketika ditanya apakah masih hafal Dasa Dharma Pramuka itu, Andi tidak menyebutkan dan hanya tertawa saja. Menurutnya, bukan masalah hafal atau tidak melainkan bagaimana mengimplementasikan janji tersebut dalam kegiatan Pramuka dan kehidupan sehari-hari.

"Ha ha ha. Sudah lama itu Dasa Dharma dan segala macam. Tapi mari kita lihat ini nilai-nilai yang semua harus kita semua harus kita..., bukan untuk menghafal tapi bagaimana mengimplementasikan bersama dalam berbagai macam kegiatan kepramukaan," tutup Andi.

(irw/nwk)
Sumber : www.detiknews.com, Rabu, 16/06/2010 20:34 WIB
selanjutnya ...

Rabu, Juni 09, 2010

Ketua Komite Kepanduan Asia-Pasifik Bakal Jadi Wakil Presiden Filipina

oleh: Berthold Sinaulan

Setelah sebulan berlangsungnya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Filipina, pagi ini (Rabu, 9 Juni 2010), saya menerima kabar dari Abdullah Rasheed, Direktur Regional Biro Kepanduan Asia-Pasifik yang berkantor di Manila, Filipina.

Kabar yang dikirim melalui e-mail ke semua anggota Subkomite Scouting's Profile (istilah di kepanduan untuk menamakan subkomite Kehumasan/Public Relations) Kepanduan Asia-Pasifik, di mana saya menjadi wakil ketuanya untuk masa bakti 2009-2012 adalah sebagai berikut:

"This is just to let you know the good news about the recent Philippine national elections held on 10 May 2010. The official result for the position of the Vice President has just been released and Regional Scout Committee Chairman Hon. Jejomar C. Binay, who contested for the position has been declared the winner. He is therefore going to be the next Vice President of the Republic of the Philippines for which I am sure we are all happy and overwhelmed".

Kalau diterjemahkan kira-kira isinya mengabarkan tentang hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Filipina. Seperti sudah diketahui melalui banyak media massa, Presiden Filipina terpilih adalah Benigno Aquino III, anak dari mantan Presiden Cory Aquino. Sedangkan Wakil Presidennya, seperti dikabarkan melalui email yang saya terima adalah Jejomar Binay, yang saat ini menjadi Ketua Komite Kepanduan Asia-Pasifik. Sehari-harinya, Binay adalah juga Wali Kota Makati City.

Tentu saja, sebagai anggota Gerakan Pramuka yang juga aktif di kepanduan Asia-Pasifik, saya merasa ikut gembira dengan keberhasilan Binay menjadi Wakil Presiden Filipina. Paling tidak, satu bukti lagi bahwa melalui gerakan pendidikan kepanduan yang di Indonesia dikenal dengan nama Gerakan Pramuka, bisa menghasilkan tokoh yang berprestasi. Selamat untuk Mr. Binay.
selanjutnya ...

Sabtu, Mei 29, 2010

Lomba Pembuatan Logo, Lagu dan Maskot “50 Tahun Gerakan Pramuka dan 100 Tahun Kepanduan di Indonesia”

Pendahuluan
Gerakan Pramuka, sebagai organisasi pendidikan kepanduan di Indonesia, akan memperingati ulang tahunnya ke-50 pada 2011. Walaupun demikian, gerakan pendidikan kepanduan telah lama ada di bumi Indonesia, yaitu sejak 1912. Berarti pada 2012 akan diperingati 100 Tahun gerakan kepanduan di Indonesia.
Memperingati Hari Pramuka 14 Agustus 2011 yang sekaligus merupakan HUT ke-50 Gerakan Pramuka dan 100 tahun gerakan kepanduan di Indonesia pada 2012 Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bermaksud menyelenggarakan lomba membuat Logo, lagu (Mars) dan Maskot.
Tema kegiatan adalah “Satu Pramuka Untuk Satu Indonesia, Jayalah Indonesia”
Ketentuan umun Lomba pembuatan Logo, Lagu dan Maskot HUT Pramuka ke-50 Tahun 2011 dan 100 tahun gerakan kepanduan di Indonesia pada 2012 adalah sebagai berikut:
1. Terbuka untuk umum, warganegara Indonesia.
2. Setiap peserta harus melengkapi dengan keterangan tertulis berisi nama lengkap, alamat lengkap, nomor telepon, dan alamat e-mail (kalau ada)
3. Setiap peserta harus melampirkan fotokopi tanda pengenal (KTP/Kartu Pelajar/SIM/Paspor).
4. Semua karya harus selaras dengan tema.
5. Semua karya harus merupakan karya asli, bukan menjiplak/mencontoh dari karya lainnya, dan tidak sedang/pernah diikutsertakan dalam lomba lainnya.
6. Semua karya yang masuk menjadi milik panitia.
7. Panitia berhak mengadakan penyesuaian seperlunya terhadap karya-karya yang masuk.
8. Panitia berhak menggunakan karya-karya pemenang untuk kepentingan Gerakan Pramuka.
9. Keputusan panitia adalah mutlak dan tak dapat diganggu-gugat.
10. Karya Logo, Lagu dan Maskot dikirim ke Kwartir Nasional Gerakan Pramuka u.p. Panitia Lomba, dengan alamat Jalan Medan Merdeka Timur 6, Jakarta 10110 dan paling lambat diterima panitia tanggal 30 Juli 2010.
11. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan tanggal 14 Agustus 2010.


Persyaratan Khusus:

A. Lomba Membuat Logo:

1. Logo harus sejalan dengan tema.
2. Logo dibuat di atas kertas ukuran minimal A4 dan maksimal A3.
3. Cara dan teknik pembuatan logo bebas, boleh menggunakan tangan atau pun computer
4. Logo dibuat secara 2 (dua) dimensi, dan harus mencantumkan lambang Gerakan Pramuka (tunas kelapa) dan lambang World Scouting/Kepanduan Sedunia (bunga lili/fleur-de-lys).
5. Logo harus mencantumkan pula lambang Gerakan Pramuka (tunas kelapa) dan lambang World Scouting/Kepanduan Sedunia (bunga lili/fleur-de-lys).
6. Logo dilengkapi penjelasan rinci meliputi makna/filosofi logo, karakter serta masing-masing arti warna yang digunakan.
7. Logo yang dikirim dalam bentuk hard copy harus secara mendatar dimasukkan ke dalam amplop, dan tidak boleh dilipat. Usahakan melapisi kertas desain logo dengan karton tebal, agar tidak tertekuk atau terlipat saat pengiriman. Logo yang dikirim dalam bentuk soft copy dalam format tiff atau cdr minimal 2.5 MB

B. Lomba Cipta Lagu Mars Gerakan Pramuka

1. Lagu berirama mars, penuh semangat.
2. Syair lagu menggunakan Bahasa Indonesia dengan kata-kata yang mudah diingat
3. Lagu ditulis dalam Notasi balok dan angka
4. Syair lagu mencerminkan visi dan misi Gerakan Pramuka
5. Durasi lagu antara 5-10 menit
6. Lagu dinyanyikan dan direkam dalam CD dengan diiringi musik.
7. Karya peserta dikirimkan dalam bentuk notasi dan rekaman CD.

C. Lomba Pembuatan Maskot

1. Maskot harus sejalan dengan tema.
2. Maskot dibuat di atas kertas ukuran minimal A4 dan maksimal A3.
3. Cara dan teknik pembuatan Maskot bebas, boleh menggunakan tangan atau pun komputer.
4. Maskot dibuat secara 2 (dua) dimensi, dan harus mencantumkan lambang Gerakan Pramuka (tunas kelapa) dan lambang World Scouting/Kepanduan Sedunia (bunga lili/fleur-de-lys).
5. Maskot dilengkapi penjelasan rinci meliputi makna/filosofi Maskot, karakter serta masing-masing arti warna yang digunakan.
6. Maskot dikirim secara mendatar dimasukkan ke dalam amplop, dan tidak boleh dilipat. Usahakan melapisi kertas desain Maskot dengan karton tebal, agar tidak tertekuk atau terlipat saat pengiriman.




Untuk para pemenang, panitia menyediakan hadiah berupa uang tunai dan piagam penghargaan:

A. Juara lomba membuat Logo sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)
B. Juara lomba cipta lagu mars Gerakan Pramuka sebesar Rp. 8.000.000,- (delapan juta rupiah)
C. Juara lomba membuat Maskot sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)


Panitia pelaksana
selanjutnya ...

Senin, Mei 03, 2010

Pramuka Jangan Dipolitisasi


Semarang (1/5) Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Jawa Tengah, Bibit Waluyo mengatakan Pramuka itu bukan untuk dipolitisasi, tidak boleh Pramuka itu dipolitisasi. “Pramuka dianggap bersih, murni jangan dicampuri dengan mempolitisasinya karena politisasi terkesan hanya untuk kepentingan kelompok atau perorangan.

Oleh karena itu tandasnya, ia sangat setuju ungkapan Menpora, Andi Alfian Mallarangeng "tidak boleh ada organisasi yang menyerupai Pramuka di bumi nusantara ini dan satu Pramuka untuk satu Indonesia" Pernyataan tersebut disampaikan Bibit Waluyo ketika menghadiri Pertemuan Pramuka Siaga Sehari Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Tengah di Bumi Perkemahan Pramuka Puskepram Candrabirawa, Karanggeneng, Semarang Jawa Tengah.

Menurut mantan Pangkostrad ini, Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukkan karakter generasi muda oleh karenya bagi kita dan semua pemimpin di tanah air harus dan berkewajiban untuk mengelola wadah yang universal ini dengan baik karena Gerakan Pramuka sebagai asset Negara di dalam membentuk karakter manusia. “Kalau pintar, mempunyai karakter yang baik dan berbudi pekerti yang luhur, ia akan menjadi pemimpin yang sempurna”. Disinilah kelebihan Pramuka itu, kita semua mencoba untuk mengisi generasi muda dengan kepribadian yang luhur dalam rangka mempersiapkan kader pemimpin yang handal, pintar, bermoral, sehat, dan mempunyai agama yang kuat, tandasnya.

Satu hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian semua pihak tegas Gubernur adalah “Pembentukan watak ini menjadi pondasi bagi segala-galanya. Kalau wataknya sudah bagus tentu dia akan menjadi pemimpin yang dapat dihandalkan. Pintar saja tidaklah cukup karena kalau wataknya tidak baik tentu tidak akan bermanfaat. Oleh karena itu lebih baik agak pintar sedikit tapi mempunyai watak yang bagus.

Pertemuan Pramuka Siaga Sehari (PERSARI) tahun 2010 ini berlangsung 1-2 Mei 2010 dengan utusan peserta dari Koordinator wilayah (Korwil) Banyumas, Kedu, Surakarta, Pati, Semarang, dan Pekalongan. Mereka (Pramuka Golongan Siaga usia 7-10 tahun-red) ini merupakan Barung Berprestasi, juara 1 dan 2 putera dan puteri pada Pesta Siaga Tingkat Korwil. Seluruh peserta yang hadir pada PERSARI ini adalah berjumlah 281 orang. Menurut Ketua Panitia PERSARI, Bagasto materi kegiatan yang disampaikan kepada peserta adalah lomba pentas seni, parade puisi, guritan, melukis, cerita rakyat, dan lomba permainan besar.

Sedangkan materi kegiatan rekreatif, pendidikan dan budaya adalah wisata budaya meliputi wisata bahari di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Pengenalan Satuan Karya Dirgantara di Skuadron 31 Serbu Lanumad Ahmad Yani Semarang, dan kunjungan tempat bersejarah (Shampho Khong)

Semarang, 3 Mei 2010
Informasi
lebih lanjut: Saiko Damai, Hp. 0813-10769003
selanjutnya ...

Jumat, April 23, 2010

Satu Pramuka untuk Satu Indonesia


oleh: Berthold Sinaulan

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Andi Alfian Malarangeng, menegaskan bahwa Pemerintah RI mendukung sepenuhnya satu Pramuka untuk satu Indonesia. "Pemerintah mendukung satu (organisasi) Gerakan Pramuka untuk satu Indonesia," tegasnya.

Berbicara saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka di Kompleks Gerakan Pramuka, Cibubur, Jakarta Timur, 23 April 2010, Menpora menjawab permintaan pengurus Gerakan Pramuka. Sebelumnya, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kak Azrul Azwar, menjelaskan bahwa RUU Gerakan Pramuka yang diajukan adalah untuk memantapkan keberadaan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi pendidikan kepanduan di Indonesia.

Sejalan dengan sejarah gerakan kepanduan di Indonesia, pada akhir 1960-an terdapat banyak sekali organsasi kepanduan di Tanah Air. Sebagian di antaranya berafiliasi pada partai-partai politik. Dalam kenyataannya, terjadi persaingan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya, yang terkadang menimbulkan persaingan tak sehat.

Hal itu merisaukan Presiden RI saat itu, Ir. Soekarno. Akhirnya dengan didukung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang kelak dijadikan "Bapak Pramuka Indonesia, dan sejumlah tokoh kepanduan nasional lainnya, berbagai organisasi kepanduan itu dikumpulkan, dan akhirnya semua sepakat menyatukan diri dalam satu organisasi. Maka lahirlah Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi pendidikan kepanduan nasional di Indonesia yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden RI No.238 Tahun 1961.

Namun dewasa ini, timbul kecenderungan pembentukan organisasi-organisasi kepanduan lain di luar Gerakan Pramuka. Padahal, seperti diungkapkan pengurus Gerakan Pramuka, bila masih ada kelemahan-kelemahan di dalam Gerakan Pramuka, seharusnya organisasi itu yang diperbaiki dan bukan membuat organisasi lain.

Menanggapi hal itu, Menpora mengatakan bahwa Pemerintah mendukung keberadaan Gerakan Pramuka dan berusaha memfasilitasi agar mutunya semakin ditingkatkan. "Jadi, kami dukung satu (organisasi) Pramuka untuk satu Indonesia. Bukan dua, tiga, atau empat (organisasi) Pramuka untuk satu Indonesia, bukan pula himpunan organisasi-organisasi Pramuka untuk satu Indonesia," ujar Andi Malarangeng yang disambut Tepuk Pramuka oleh para peserta yang merupakan perwakilan dari seluruh Indonesia.
selanjutnya ...

Senin, Februari 22, 2010


Dalam rangka memperingati hari Baden Powell (BP's day) yang diperingati setiap tanggal 22 Pebruari, berikut saya cuplikkan tentang beliau yang saya ambil dari ensiklopedia online wikipedia.org versi Indonesia.

Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, 1st Baron Baden-Powell, OM, GCMG, GCVO, KCB (lahir di Paddington, London, Inggris, 22 Februari 1857 – meninggal di Nyeri, Kenya, 8 Januari 1941 pada umur 83 tahun) ialah tentara, penulis dan pendiri gerakan kepanduan dunia.
Kehidupan awal

Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace smith, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, "Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya."
Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan - dan menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.
Dia mengarang beberapa buku, diantaranya yakni, jungle book, girl guides, scouiting for boys,aids to scouting, rovering to succes

Karir Ketentaraan

Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards.
Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.ada 3 penghargaan yang diberi angkatan perang zulu yaitu:
impressa: serigala yang tak pernah tidur. karena dia sering berjaga-jaga saat malam
kantankye:orang pemakai topi lebar. karena dia selalu memaai topi lebar
m'hlalapanzi:orang bertiarap yang siap menembak.
Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul kupu-kupu, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk "Aids to Scouting", ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.
Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903.

Pulang ke Inggris

Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.
Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys' Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku "Scouting for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.
Kanak-kanak remaja membentuk "Scout Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Suatu pertemuan untuk semua pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan gerakan Pramuka.
Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Magill Kinzie Gordon).
Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce.

Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya

Ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: "dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts." Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.
Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929. Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing.
Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:
Man, Nation, Maiden
Please call it Baden.
Further, for Powell
Rhyme it with Noël.
Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:
Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)
Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)
Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.
Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia.

Mengenai ketertarikannya pada anak laki-laki

Dua penulis biografi Baden-Powell, Michael Rosenthal dari Columbia University dan Tim Jeal, menganggap bahwa ia adalah homoseksual yang tertekan. Buku Tim Jeal yang diriset selama lebih dari 5 tahun, diterbitkan oleh Yale University Press dan diterima dengan baik oleh New York Times, Washington Post dan penerbitan-penerbitan terkemuka lain.
Selain bukti-bukti lain, Jeal menyebutkan suatu contoh kejadian di bulan November 1919. Ketika mengunjungi Charterhouse, sekolahnya dulu, Baden-Powell tinggal bersama teman lamanya, A. H. Tod, seorang guru lajang dan pemilik rumah yang telah mengambil foto-foto telanjang murid-muridnya sebagai bagian dari kumpulan foto mengenai sekolah. Dalam buku hariannya, Baden-Powell menulis tentang hal ini: "Tinggal dengan Tod. Foto-foto anak laki-laki telanjang dan pohon-pohon yang diambil oleh Tod. Bagus sekali." Dalam surat-surat selanjutnya kepada Tod mengenai memulai gerakan Pramuka di sekolah itu, Baden-Powell menyebut bahwa ia akan segera berkunjung kembali dan menambahkan: "Mungkin saya ingin melihat kembali foto-fotomu yang indah itu."
Foto-foto Tod bertahan sampai tahun 1960-an, ketika mereka dihancurkan mungkin untuk "melindungi reputasi Tod." Namun R. Jenkyns mengatakan bahwa album tersebut mengandung foto-foto anak laki-laki telanjang dalam pose-pose yang, menurut pendapatnya, "dibuat-buat dan artifisial." Tidak ada alasan untuk mencurigai bahwa Tod atau Powell memiliki tujuan buruk, dan foto-foto tersebut dibuat sesuai dengan tradisi pada saat itu mengenai seni yang juga ditampilkan dalam lukisan-lukisan Henry Scott Tuke, foto-foto Baron Wilhelm von Gloeden, dan lain-lain.
Jeal juga menyebutkan bahwa Baden-Powell "...tetap memuji tubuh laki-laki ketika telanjang dan merendahkan tubuh wanita. Di Gilwell park, tempat perkemahan Pramuka di hutan Epping, ia selalu menikmati pemandangan anak-anak laki-laki berenang telanjang, dan kadang-kadang berbincang dengan mereka setelah mereka 'melepas baju mereka.'" (pembicaraan pribadi antara Jeal dan anggota-anggota Pramuka lama).
Walaupun menikmati keindahan anak-anak laki-laki, Baden-Powell tidak diketahui pernah bertindak dalam ketertarikannya dengan anak laki-laki. Sebaliknya, ia sangat teguh berpendapat untuk menekan keinginan seksual, terutama dalam komunikasinya dengan anak-anak laki-laki. Ia memasukkan larangan yang jelas melawan masturbasi dalam panduan-panduan Pramuka awal (sedemikian jelasnya sehingga Cox, penerbitnya, menolak untuk mencetak hal ini sebelum bahasanya diperhalus), dan sampai usia 80-an terus bersurat dengan anggota-anggota Pramuka dan memerintahkan mereka untuk mengendalikan keinginan mereka untuk "merusak diri sendiri." Ia percaya pada pendapat saat itu bahwa hal ini menyebabkan penyakit, kegilaan dan impotensi seksual. Pandangan-pandangannya tidak disetujui oleh semua orang. Dr. F. W. W. Griffin, editor The Scouter, menulis pada 1930 dalam buku untuk Rover Scouts bahwa godaan untuk bermasturbasi adalah "tahapan yang cukup alami dalam perkembangan" dan merujukkan anggota-anggota Pramuka kepada sebuah buku oleh H. Havelock Ellis yang berpendapat bahwa "usaha untuk mencapai hidup tanpa seks adalah kesalahan serius." (Tim Jeal, Baden-Powell: Founder of the Boy Scouts 1989, hal. 93-94)

Rujukan

Robert Baden-Powell "Scouting for Boys", London, 1907
Hilary Saint George Saunders, "The Left Handshake", London, 1948
William Hillcourt (with Olave, Lady Baden-Powell) "Baden-Powell, Two Lives Of A Hero", Putnam, 1964
Tim Jeal "Baden-Powell, Founder of the Boy Scouts", London, 1989

Pranala luar
Pramuka Perak
Baden-Powell
Keluarga Baden-Powell
Pesan Terakhir pada Pramuka
Jambore
Galeri Foto
Perpustakaan
Perjalanan Dunia
selanjutnya ...

Tiap Pramuka Menolong Satu Orang

oleh : Berthold Sinaulan

Senin, 22 Februari 2010 bertepatan dengan Hari Baden-Powell (Baden-Powell's Day atau di beberapa negara lain disebut Founder's Day). Tanggal itu diperingati para pandu di seluruh dunia, termasuk para anggota Gerakan Pramuka.

Pada 22 Februari 1857, lahirlah seorang anak bernama Robert Stephenson Smyth Baden-Powell di Inggris. Dia kemudian berkarier dalam dinas militer dan di usia tuanya mengajak anak-anak dan remaja di negaranya untuk berkegiatan di alam terbuka sambil belajar berbagai hal positif.

Sistem pengajarannnya adalah belajar sambil bermain, dilakukan di alam terbuka secara berkelompok, dan saling tolong-menolong antarmereka setiap saat. Lahirlah gerakan kepanduan, sebagai pelengkap pendidikan di lingkungan keluarga dan pendidikan di lingkungan sekolah.

Gerakan kepanduan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Baden-Powell yang kemudian diberi gelar kebangsawanan Lord atas dedikasinya itu, selanjutnya secara aklamasi oleh puluhan juta pandu di seluruh dunia dinyatakan sebagai Bapak Pandu Sedunia.

Tiap 22 Februari, para pandu di seluruh dunia memperingati tanggal kelahirannya. Ada beragam acara peringatan, namun yang terpenting adalah mengulang janji seperti diajarkan Baden-Powell untuk selalu bertakwa kepada Tuhan, membela negara, dan siap menolong orang yang membutuhkan bantuan.

Maka, pada 22 Februari 2010 ini, baiklah para anggota Gerakan Pramuka yang tercatat sejumlah 17 juta orang di World Organization of the Scout Movement, melakukan hal yang sama. Tiap Pramuka menolong satu orang pada hari ini, berarti sudah ada 17 juta orang yang ditolong.

Selamat Hari Baden-Powell.

diambil dari Wikimu.com
selanjutnya ...

Selasa, Februari 09, 2010

Cegah Nikah Dini, Wajib Pramuka 3 Tahun

SURABAYA POST -- Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab, Probolinggo mempunyai aturan unik tentang pernikahan. Bagi warganya yang akan menikah, diwajibkan sudah berijazah SMA. Peraturan yang ditetapkan oleh pengurus desa setempat itu, berlaku sejak Januari 2010 lalu.

Sejak peraturan pengantin harus berijazah SMA, sebanyak 3 pasang pengantin melangsungkan pernikahan di hadapan dukun Tengger. ”Ketiga pasang itu menikah bulan Januari lalu, bulan Februari ini belum ada yang menikah,” ujar Kepala Desa Ngadisari, Supoyo MM, Senin (8/2).

Selain memacu warga untuk lebih berpendidikan formal lebih tinggi, peraturan itu juga diharapkan menghindari perkawinan usia dini. Dengan menamatkan SMA, remaja Tengger yang ingin menikah paling tidak berusia 19 tahun.

Uniknya, bagi warga yang tidak mungkin lagi menempuh pendidikan formal di bangku sekolah reguler, dipersilakan mengikuti kelompok belajar (Kejar) Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA). Pada 2009 lalu misalnya, sebanyak 50 anak lulus mengikuti Kejar Paket B, dan 35 lulus Kejar Paket C.

”Di tahun 2010 ini, sebanyak 87 orang mengikuti Kejar Paket C dan 12 orang pada Kejar Paket B,” ujar Supoyo. Diharapkan di tahun 2011 mendatang, tidak ada lagi warga yang tidak tamat SMA atau Kejar Paket C, apalagi sampai buta huruf.

Supoyo mengakui, peraturan yang menggariskan warga yang menikah harus lulus SMA dilakukan bertahap. ”Sebelumnya, kami membuat peraturan, warga Ngadisari yang mau menikah harus lulus SMP atau Kejar Paket B, sejak 2010 ditingkatkan harus lulus SMA,” ujarnya.

Bahkan, di tahun 2009 lalu, demi mengulur waktu agar remaja Tengger tidak menikah dini, pihak desa mengimbau lulusan SD yang tidak melanjutkan sekolah diminta mengikuti kegiatan Pramuka di Balai Desa. ”Setamat SD mereka masih berusia 13 tahun, sehingga perlu mengikuti kegiatan Pramuka sekitar 3 tahun sampai usianya 16 tahun,” ujar Supoyo.

Meski mewajibkan warganya lulus SMA sebelum menikah, Desa Ngadisari belum mempunyai SMA. ”Sekolah yang berdiri di sini mulai PAUD, TK, SD, dan SMP,” ujarnya.

Supoyo berharap, Pemkab Probolinggo bersedia memfasilitasi berdirinya SMA/SMK. “Ngadisari yang daerahnya pertanian sayur-mayur dan punya objek wisata Gunung Bromo perlu SMK jurusan pertanian atau pariwisata,” ujarnya.
selanjutnya ...

Rabu, Januari 27, 2010

Presiden SBY Bangga Memakai Seragam Cokelat


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang biasanya selalu mengenakan setelan jas dan dasi resmi, Jumat (20/11) kemarin, rela menggunakan seragam Pramuka yang sudah berpuluh- puluh tahun lamanya tak dikenakan olehnya. Sederet pin-pin Pramuka pun menambah kesan gagah dari sosok Kepala Negara ini. Bukan tanpa alasan, hari itu, Presiden SBY sengaja mengenakan seragam Pramuka karena harus menghadiri upacara pengukuhan pengurus Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka masa bakti 2008–2013.

Terkait seragam Pramuka ini, Presiden SBY memiliki pengalaman tersendiri. Dia mengaku, awal mula tertarik pada organisasi kepanduan ini pada 1961 saatPresiden RI pertama Soekarno meresmikan Gerakan Pramuka di Tanah Air. Saat itu, SBY yang semasa kecilnya dipanggil Sus oleh teman-teman sekolahnya ikut berdiri di sebuah lapangan kecil di Pacitan. Saat itu, SBY masih duduk di kelas 6 SD. Itulah saat pertama SBY mengenakan seragam Pramuka.

Bersama-sama puluhan teman-teman sekampungnya, SBY pun ikut larut dalam upacara peresmian Gerakan Pramuka ini. SBY mengaku ketertarikannya kepada organisasi Pramuka berawal dari warna kecokelatan seragam yang dikenakan para Pramuka. ”Saya pertama kali tertarik karena seragamnya, melihat gerakannya gagah. Latihan-latihannya sungguh menarik waktu itu. Maka, saya dan teman-teman bergabung dengan Pramuka,” kenang SBY.

SBY mengaku, sejak kecil dirinya memang selalu tertarik dengan gerakan yang membentuk kepemimpinan, karakter, dan persahabatan satu sama lain. Hal semacam ini, menurutnya, saat itu sangat tergambar jelas di Gerakan Pramuka. Menurutnya, dari Pramuka inilah yang akhirnya mempengaruhi kehidupan dan kariernya untuk mencintai kehidupan berorganisasi gerakan lapangan. "Ternyata, dalam perjalanan hidup, sangat banyak peran Pramuka dalam membentuk kepribadian, watak, semangat, dan cita-cita dalam banyak hal," paparnya.

Presiden SBY menilai, Pramuka sekarang ini harus lebih memiliki karakter yang kuat dalam berbagai hal. Langkah ini diperlukan agar generasi muda Indonesiadapat tertarik untuk mengikuti kegiatan Pramuka.

Kecintaan Presiden SBY terhadap Gerakan Pramuka pun ditunjukkan hingga kini. Melihat redupnya gerakan kepanduan ini, Presiden pun mengambil langkah terobosan untuk menghidupkannya kembali. Salah satunya adalah dengan melakukan revitalisasi Gerakan Pramuka. Presiden pun telah memerintahkan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Andi Mallarangeng untuk melakukan revitalisasi Gerakan Pramuka.

Mengomentari langkah dari Kepala Negara ini, beberapa waktu lalu sebelumnya Menegpora, Andi Malarangeng telah menyiapkan beberapa program yang akan ditawarkan kepada Kwarnas. Bahkan pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Kwarnas Gerakan Pramuka untuk berdiskusi dan menawarkan fasilitas bagi kemajuan Pramuka. Dalam pertemuan itu, Andi menegaskan, bahwa sudah dibahas langkah-langkah yang bisa diambil untuk memfasilitasi gerakan anak-anak muda dalam hal kepanduan ini. "Ke depan, saya akan mengambil langkah-langkah untuk merumuskan revitalisasi Pramuka," ungkap Andi Mallarangeng beberapa waktu lalu.
selanjutnya ...

Selasa, Januari 19, 2010

Istilah Kepramukaan dalam Bahasa Inggris


Berikut Istilah Kepramukaan dalam Bahasa Inggris
Golongan Usia
Siaga Putra : Cub
Siaga Putri : Brownie
Penggalang Putra : Boy Scout
Penggalang Putri : Girl Scout / Girl Guide
Penegak Putra : Rover
Penegak Putri : Ranger
Pandega Putra : Senior Rover
Pandega Putri : Senior Ranger

Satuan

Barung: Six
Perindukan: Den / Pack
Regu: Patrol
Pasukan: Troop
Sangga / Reka: Gang
Ambalan: Crew
Racana: Clan

Tingkatan

Calon Siaga: Tenderpad
Siaga Mula: 3rd class Cub / Brownie
Siaga Bantu: 2nd class Cub / Brownie
Siaga Tata: 1st class Cub / Brownie
Siaga Garuda: Eagle Cub / Brownie
Calon Penggalang: Tenderpad
Penggalang Ramu: 3rd class Scout
Penggalang Rakit: 2nd class Scout
Penggalang Terap: 1st class Scout
Penggalang Garuda: Eagle Scout

Kwartir
Kwartir Ranting: District Headquarter
Kwartir Cabang Kota: Municipality Headquarter
Kwartir Cabang: Regency Headquarter
Kwartir Daerah: Provincial Headquarter
Kwartir Nasional: National Headquarter

Dewan Kerja

Dewan Kerja Ranting: District Rover and Ranger Council
Dewan Kerja Cabang: Municipal Rover and Ranger Council
Dewan Kerja Daerah: Provincial Rover and Ranger Council
Dewan Kerja Nasional: National Rover and Ranger Council

selanjutnya ...

Pesan Terakhir Baden Powel


Pramuka-pramuka yang kucinta, Jika kamu pernah melihat sandiwara Peter Pan, maka kamu akan melihat mengapa pemimpin bajak laut selalu membuat pesan-pesannya sebelum meninggal, karena ia takut, kalau-kalau tidak akan sempat lagi mengeluarkan isi hatinya, jika saat ia menutup matanya telah tiba. Demikian halnya dengan diriku. Meskipun waktu ini aku belum meninggal, namun saat itu akan tiba juga bagiku. Oleh karena itu aku ingin menyampaikan kepadamu sekedar kata perpisahan untuk minta diri, Ingatlah, ini adalah pesanku yang terakhir bagimu.
Oleh karena itu, renungkanlah !

Pandu-pandu sedunia yang tercinta! Sebelum akhir hayatku kian mendekat, tak ada salahnya aku berpesan kepada kalian sebagai tanda perpisahan dariku untuk selama-lamanya sebelum meninggalkan semuanya....

Ini merupakan pesanku yang terakhir, camkanlah baik-baik dalam hatimu. Cita-citaku sebagian sudah tercapai sehingga dapat dipetik hasilnya. Sebagian lagi yang belum tercapai mudah-mudahan oleh kalian bisa diteruskan sehingga bisa bermanfaat buat hidupmu.
Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Jika kalian meneliti alam sekeliling ciptaan Tuhan, niscaya akan menyadari bahwa sesungguhnya hidup ini penuh dengan keajaiban yang dapat menimbulkan kebaikan dan keindahan bagi kita. Lebih baik kita mengamati dan menikmati segala macam yang kita anggap baik dan indah daripada kita selalu mencari-cari hal yang jelek.

Keinginan tiada lain, berusahalah kalian agar kelak bila saatnya tiba untuk mengembuskan napas terakhir harus dalam keadaan bahagia dan puas. Oleh karena itu, selama hidup di dunia gunakanlah waktumu sebaik-baiknya. Berikhtiarlah terus dengan penuh optimistis untuk mencari kebahagiaan di atas dunia ini.
Itu semua sudah tercantum dalam pegangan hidup kita berupa Janji Pandu (Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka). Sekali kita mengucapkan Sumpah Setya, maka seumur hidup akan tetap seorang pandu.

Tuhan akan memberikan perlindunganNya bila kita senantiasa berusaha dengan niat suci dan ikhlas. Salam terakhir dari sahabatmu,

Baden Powell of Gilwell
selanjutnya ...